BERKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW, 
MERAJUT KEMBALI SISTEM EKONOMI NUSANTARA
Fatkhuri  eL Sobri
صِدْقُ الْمَحَبَةِ فِى ثَلاَثَةِ خِصَالٍ أَنْ يَخْتَارَ كَلَ مَ
حَبِيْبِهِ عَلَى كَلاَمِ غَيْرِهِ وَيَخْتَارَ مجَالَسَةَ حَبِيْبِهِ عَلَى
مَجَالَسَةَ غَيْرِهِ وَيَخْتَارَ رِضَ حَبِيْبِهِ عَلَى رِضَ غَيْرِهِ (رزه ابن
عساكر)                   
Bila
benar-benar jatuh cinta, lihatlah dalam 3 hal, yaitu 1. Dia lebih sering
membicarakan soal kekasihnya dari pada pembicaraan lainya, 2. Dia sering
membayangkan kedudukan kekasihnya dari pada kedudukan yang lainya dan 3. Dia
lebih memilih apa yang di senangi/diridhoi oleh kekasihnya dari pada kesenangan
yang lainya (HR. Ibnu Kasir). Perayaan maulid nabi adalah bid’ah hasanah, orang
yang mengerjakannya di beri pahala oleh Allah SWT, disunahkan bagi kita untuk menampakan
rasa syukur atas lahirnya Rosulullah SAW.(Imam Jalaludin as-Suyuti). 
Artikel
ini mengangkat tentang maulid nabi yang masuk dalam nominasi bid’ah menurut
sebagian kalangan, sejatinya maulid nabi menjadi mediasi untuk mengenal lebih
jauh, sosok orang nomer satu di Dunia (Nabi Muhammad SAW), kalau dianalisa ada
beberapa segi yang harus kita pahami supaya kita semakin yakin akan kemanfaatan
acara tersebut, dalam artikel ini lebih menonjolkan, manfaat maulid nabi, dari
segi sistem sirkulasi ekonomi selama acara berlangsung, acara ini mampu menjadi
ladang untuk membangkitkan kembali sistem perekonomian khas Nusantara yaitu Ekonomi
kerakyatan, melihat realita rakyat kecil Nusantara, hari ini kehilangan lapak usahanya
karena dibombardir oleh sistem ekonomi kapitalis khas Barat, mereka tidak mempunyai
rasa pri-kemanusiaan, mereka hanya memikirkan uang, uang dan uang. Harapanya dengan
acara ini, menjadi laboratorium untuk merintis kembali lapak usaha bagi rakyat
kecil.
Acara
Maulid Nabi Muhammad SAW, menjadi magnet yang mampu menarik semua kalangan
untuk berpartisipasi dan berkontribusi didalamnya, saat acara berlangsung semua
kalangan berkumpul dengan suasana egaliter, kondisi ini menjadi momen yang
sangat menjanjikan untuk para pengusaha kecil dalam mengais rizqi. Fenomena
tersebut dapat dilihat dari bebrapa acara maulid nabi di Pekalongan, pertama di
Gedung Kanzuz Sholawat, lebih tepatnya berada di Jalan dr. Wakhidin Kota Pekalongan,
yang di pimpin oleh al-‘Alim al-‘Alamah Maulana Habib Lutfi bin Ali bin Hasim bin
Yahya al-Atas. Saat acara tersebut berlangsung mampu menarik ribuan pengujung,
acara yang berjalan selama  tiga hari,
diawali dengan Nikah Masal, Pawai Panjang Jimat dan Pembacaan Qosidah Shimthu’d-Durar
fii Akhbaar Maulid Khairii Basyar wa Ma’lu min Akhlaaq wa Aushaaf  wa Siyar, karangan al-Habib al-Imam
al-‘Alamah  Ali bin Muhammad bin Husain
al-Habsyi. 
Pada
pembacaan Shimthu’d-Durar fii Akhbaar Maulid Khairii Basyar wa Ma’lu min
Akhlaaq wa Aushaaf  wa Siyar, ribuan pengunjung
padati acara tersebut, pengunjung berasal dari Pekalongan dan sekitarnya,
bahkan ada pengunjung dari luar Jawa, hadir juga dari petinggi Pemerintahan Lokal
Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, disamping pembacaan Qosidah juga
ada Mauidzotul Hasanah dari DR. Habib Zaid bin Yahya ulama dari Yaman. Sirkulasi
ekonomi terbangun pada level sangat menjanjikan, momen ini menjadi ladang sangat
menguntungkan bagi para pedagang makanan, minuman, pakaian, dan pedangang
pernak pernik, juga peadangang asongan dadakan maupun abadi, dari prosentase
pedagang yang hampir 5% dari total pengunjung, dari total pedagang ada 2,5% dari
luar Pekalongan, dapat disimpulkan acara ini, mampu menjadi pergulatan ekonomi
masyarakat kecil. 
Selain
pedagang diatas, penjual plastik dan koran bekas pun ikut berjuang demi sesuap
nasi. Fungsi koran dan plastik bekas, di gunakan pengunjung sebagai alas duduk,
ini semua terjadi karena antara tempat yang disediakan panitia dan pengunjung
tidak seimbang, selain di Kanzuz Sholawat di beberapa Mushola di Kota Pekalongan,
setiap hari di bulan Rabiul Awal, ada acara dzikru maulid nabi, dengan momen
yang sangat baik ini, menjadi keuntungan tersendiri bagi para laskar pedagang
asongan, karena bisa manadapatkan berkah. 
Selanjutnya
maulid nabi, yang dilakukan di Pondok Pesantren at-Taufiqi Wonopringgo
Kabupaten Pekalongan, yang diasuh oleh K.H. Taufiqurrohman atau yang lebih
terkenal dengan sebutan Kyai Tofiq, tidak kalah pamornya dengan maulid di
Kanzuz Sholawat, saat acara berlangsung di padati oleh kurang lebih 23.000
pengunjung setiap tahunnya, yang memadati halaman dan jalan di sekitar
peasntren, selain dari pengujung yang umum, juga didatangi para tamu undangan
yang berpengaruh dijama’ahnya msing-masing jam’iyah. Acara ini hampir sama
dengan maulid yang di acarakan Habib Lutfi bin Ali bin Hasim bin Yahya al-Atas,
acara ini juga menyerap pedagang yang memadati area maulid nabi, juga dapat di
katakan acara ini mampu menjadi laboratorium lapak pengusaha kecil untuk meraut
untung dari para hasil dagangnya.
Selanjutnya
Acara Maulid Nabi SAW, yang juga tidak kalah fenomenalnya dengan dua acara
maulid besar di Pekalongan,  walaupun
lebih kecil lingkupnya hanya orang Pekalongan, yaitu maulid nabi di Majlis
Ta’lim Riyadh,  juga dipadati  ribuan pengujung yang ingin mendapatkan
berkah dari Nabi Muhammad SAW. Karena saat kita membaca sholawat salam kita di
jawab oleh Nabi Muhammad SAW (Gus Muwafiq). Acara yang berlangsung kurang lebih
5 jam mampu menarik pengunjung ribuan yang manfaatnya mampu memberi angin segar
bagi para pedagang untuk mendapatkan berkah dari membaca sholawat, karena memungkinkan
untuk mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. Acara ini di Imami oleh cucu
dari al-Alim al-Alamah al-Habib Ahmad bin Abdulah bin Tholib al-Atas yaitu
Habib Muhammad Bagir bin Ahamd bin Ali bin Ahmad al-Atas. 
Dari
tiga acara maulid diatas hanya sebagai testimoni belaka, masih ada maulid
raksasa lainya, misalnya di Solo di kediaman Habib Anis bin Alwi bin Ali
al-Habsyi, di Jakarta ada Majlis Rosulullah yang di pimpin Oleh almahfurlah
Habib Munzir al-Musawa dan masih banyak di kota lain, di Indonesia. Semua mampu
menjadi sirkulasi ekonomi kerakyatan.
Artikel
ini adalah melihat kondisi melihat pengusaha Indonesia yang hari ini baru 1,6%
dari total penduduk Indonesia yang kalah dengan negara tetangga kita, Singapura
7%, Malasiya 3%, Indonesia yang jumlah penduduknya lebih banyak seharusnya
pengusahanya lebih. Harapannya dengan acara maulid menjadi leboratorium untuk
membangun kembali sistem ekonomi yang lahir di tanah Nusantara, sampai nanti
mampu mengentaskan dari keterpurukan untuk merajut kembali kejayaan Nusantra
menuju Indonesia Emas tahun 2045 M, kita akan jadi negara yang mampu
mensejahtrakan rakyatanya dan mampu menagkis kerasnya kompetetif di Masyarakat
Ekonomi ASEAN, shingga kita tidak di jajah oleh mereka. 
Dafatar Pustaka
al-Habsyi, a.-H. A. (1982). Shimthu’d-Durar
fii Akhbaar Maulid Khairii Basyar wa Ma’lu min Akhlaaq wa Aushaaf wa Siyar.
Solo: Habin Anis bin Alwi.
LTBM-PBNU, T. (2012). TRadisi Amaliyah NU dan
Dalil-Dalilnya. Jakarta: Lembaga Ta'mir Masjid PBNU.
Noor, S. (2007). Kumpulan Hadits Mutiara Cinta.
Jakara: Eska Media Press.

Komentar
Posting Komentar